Amelinda Chalista. P

Backend Developer

Saya adalah Backend Developer yang berfokus pada pengembangan sistem logika dan integrasi data yang stabil dan efisien. Dengan kemampuan dalam membangun API, mengelola database, serta menerapkan arsitektur sistem yang scalable, saya berperan penting dalam memastikan performa dan keamanan aplikasi. Terbiasa bekerja dalam tim lintas fungsi dan menjaga integritas sistem dari sisi server.

Foto Amelinda Chalista. P

Tentang Saya

Perjalanan saya di dunia pengembangan backend dimulai dari ketertarikan pada bagaimana data disimpan, diproses, dan disajikan secara efisien. Dengan pengalaman dalam membangun sistem menggunakan Node.js, Express, dan PostgreSQL maupun MongoDB, saya menikmati tantangan dalam menyusun struktur data, optimasi performa, dan menjaga keamanan sistem. Saya percaya backend yang kuat adalah fondasi dari aplikasi yang andal dan dapat di-scale.

Keahlian Saya

Menguasai Node.js, Express, dan REST API. Terbiasa bekerja dengan database relasional seperti PostgreSQL dan MySQL, maupun NoSQL seperti MongoDB. Memahami prinsip-prinsip keamanan backend (authentication, authorization, enkripsi), serta berpengalaman dalam membuat dokumentasi API dan testing menggunakan Postman atau Swagger. Familiar dengan deployment server menggunakan Linux dan platform seperti Heroku atau DigitalOcean. Saya juga terbiasa menggunakan Git dan CI/CD untuk workflow tim yang lebih efisien.

Cerpen

"Di Balik Layar"

Jam menunjukkan pukul 01.47 dini hari. Raka masih duduk menatap layar terminal yang dipenuhi log error berwarna merah. Ia adalah backend developer di sebuah e-commerce lokal yang sedang bersiap menghadapi flash sale besar-besaran.

“Internal Server Error… lagi?” Raka menghela napas panjang. Ia baru saja deploy service baru untuk pembayaran digital, tapi entah kenapa server terus crash saat menerima request bersamaan.

Raka memeriksa satu per satu baris kode pada controller. Ia mulai menyadari sesuatu: thread yang berjalan tidak sinkron, dan query ke database terlalu berat. Ia menambahkan mekanisme antrian menggunakan Redis Queue, lalu memperbaiki endpoint agar lebih efisien dengan pagination dan indexing.

Setelah push terakhir dan restart service, ia menatap terminal dengan hati-hati. Tidak ada lagi error merah. Hanya barisan log sukses yang muncul: 200 OK.

“Akhirnya…” Raka tersenyum kecil. Bukan karena server sudah stabil, tapi karena ia tahu: di balik semua kenyamanan yang dirasakan pengguna saat checkout, ada seseorang yang berjaga dalam diam, menyusun logika dan menjaga data tetap aman.

Esok paginya, manajer produk mengirim pesan singkat: "Pembayaran lancar. Pengguna puas. Good job, bro."

Raka membalas dengan satu emoji senyum. Tidak banyak yang tahu siapa dirinya, dan itu tidak masalah. Karena bagi seorang backend developer, menjadi pahlawan tanpa nama adalah bagian dari seni.